• About

A Journey of Discovery

~ Embracing life with belief. Moving dreams into journeys. Reviving every journey of discovery.

A Journey of Discovery

Monthly Archives: June 2020

Janji Allah

29 Monday Jun 2020

Posted by isnamasyithoh in Uncategorized

≈ Leave a comment

Mutiara Al Quran

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh (kebaikan), (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.

5. 9 – 10

Foto oleh PhotoMIX Company dari Pexels

View original post

Seeking Sakeenah through Mindfulness

29 Monday Jun 2020

Posted by isnamasyithoh in Uncategorized

≈ Leave a comment

Bagaimana kabarmu?

Yuk coba jawablah dengan jujur. Katakanlah pada dirimu sendiri apapun yang kini kau rasakan karena pertanyaan ini tidak untuk berbasa-basi. Tanyakan kondisi hatimu, jiwamu, yang paling tersembunyi di dalam dirimu.

Tak apa-apa jika kau merasa tidak baik-baik saja. Itu artinya, kau tengah menyadari apa yang kau rasakan. Selamat, berikan sedikit apresiasi untukmu, sebab kau telah mengenali dirimu sendiri. Menyadari ada sesuatu yang tak baik-baik saja adalah langkah awal. Semoga apapun yang tengah kau hadapi saat ini, entah sesuatu yang membahagiakan atau menyedihkanmu, semoga sesuatu itu membuatmu merasa tenang bukan karena besar kecilnya ia, tetapi karena engkau mengembalikan segala yang kau rasakan kepada Ia yang menganugerahkan segala rasa yang tengah kau rasakan. Karena dengannya, kau telah berpegang kepada sesuatu yang lebih agung, sesuatu yang hakiki, Yaa Dzal Jalali wal Ikram.

Belakangan ini aku sedang mengambil beberapa kursus jarak jauh tentang Wellbeing and Mindfulness. Ini juga adalah satu dari tujuan Sustainable Development Goals. Oya, apakah mindfulness? Mindfulness secara ringkas dapat dimaknai sebagai kualitas kesadaran akan sesuatu, kondisi mental yang diperoleh karena berfokus pada kesadaran pada momen saat ini, dengan tetap menerima perasaan, pikiran, dan segala yang menggelayuti diri dengan tenang.

Mindfulness sendiri tengah berkembang di barat karena kursus ini juga aku ambil di universitas di luar. Namun, aku baru menyadari bahwa mindfulness ini sangat erat dengan konsep Islam seperti sebuah adopsi nilai Islam. Islam mengajarkan kita untuk bermuhasabah. Islam mengajarkan kita untuk menghisab diri sebelum menghisab orang lain. Islam menanamkan ibadah secara tuma’ninah, sadar atau tidak sadar ini adalah sebuah praktik yang sangat indah, penerapan dari mindfulness.

Dalam konsep iman, islam, dan ihsan sejatinya ada keterkaitan yang bermuara pada Allah sebagai bentuk/praktik kita yang beriringan dengan konsep mindfulness. Keyakinan yang terwujud dalam ibadah yang disertai perasaan selalu diawasi Allah sesungguhnya adalah mindfulness. Kita memang tidak bisa melihat Allah, tapi tingkatan tertinggi, ihsan, adalah kita merasakan bahwa Allah melihat kita. Dalam Islam, ketakwaan adalah derajat yang membedakan manusia di hadapan Allah. Konsep takwa ini adalah sebuah tingkatan yang dicapai seseorang yang sesungguhnya berkaitan dengan konsep mindfulness yang tengah berkembang dalam masyarakat modern.

Lalu, kuteringat pada sebuah materi pembelajaran tauhid untuk anak-anak yang kami siapkan kala itu. Aku bertanya kepada Ustad Maqbul dan Ustad Bastoh yang kala itu membekali kami. Bagaimana metode terbaik menanamkan tauhid kepada anak? Bagaimana mengenalkan Allah yang dapat dipahami anak-anak padahal anak-anak usia dini sangat bergantung pada hal-hal konkrit? Lalu, Ustad Maqbul dan Ustad Bastoh menjelaskan bahwa untuk menanamkan konsep tauhid pada anak dibutuhkan pendekatan yang dekat dengan mereka maksudnya penjelasan bahwa Allah itu ada tetapi kita tidak bisa melihatnya. Allah bisa melihat kita. Allah ada di langit (dan ternyata ada anak yang sudah paham arasy masyaAllah). Kita bisa melihat Allah jika kelak kita masuk surga.

Mana buktinya Allah itu ada? Angkat tanganmu, hadapkan telapak tanganmu ke mulut lalu hembuskan pada telapak tanganmu. Adakah kau rasakan angin mengalir di telapak tanganmu? Tapi apakah kau bisa melihatnya? Begitulah Allah, kita tak mampu melihatnya tapi kita bisa merasakannya melalui tanda-tanda kebesaran-Nya segala nikmat yang kita rasakan. Metode ini ternyata setelah kupelajari lebih lanjut adalah metode pembelajaran anak usia dini dengan pendekatan analogi, yakni menjelaskan suatu konsep dengan sesuatu hal yang tidak berkaitan tetapi familiar bagi anak. Pendekatan konteks kurang bisa diterapkan kepada anak usia dini untuk menyerap hal-hal abstrak atau hal yang tidak lazim ditemui dalam kesahariannya sehingga dibutuhkan analogi yang meskipun tidak berkaitan langsung tetapi dapat ditangkap maksudnya oleh si anak. Hal ini juga berlaku ketika kita menjelaskan konsep tata surya, lambang identitas, dan konsep-konsep abstrak bagi usia anak. Nah ternyata, mindfulness itu sangat dekat dengan jiwa anak. Ingat baik-baik bagaimana ketika masa kanak-kanak kita tidak pernah khawatir tentang masa depan, tidak punya beban (relatively) karena anak-anak masih polos dan mereka hidup pada masa saat ini (living in the moment). Ternyata, guru terbaik dalam penerapan mindfulness adalah anak-anak. Anak-anak pada umumnya selalu optimis dan menikmati detik ini yang mereka alami.

Pada akhirnya mindfulness bermuara kepada tawakkal kepada Allah sebab kita menyadari ada kekuatan di luar diri kita, ada yang menggenggam diri kita dan semua yang ada di sekeliling kita, being aware of Allah, being mindful of Allah. Kesadaran inilah yang semoga memudahkan kita untuk mengembalikan segala urusan kepada Allah. La hawla wa la quwwata illa billah.

Do not carry the worries of this life because this is for Allah. And do not carry the worries of sustenance because it is from Allah. And do not carry the anxiety for the future because it is in the Hands of Allah. Carry one thing: how to please Allah. Because if you please Him, He pleases you, fulfils you and enriches you.

(Ibnu Qayyim)

Masya Allah, sebenarnya tulisan ini terinspirasi juga dari sebuah ayat yang aku baca hari ini. Yang setelah aku renungkan, ini juga sesungguhnya berkaitan dengan mindfulness, being mindful of Allah, being aware of Allah. Hanya dengan keyakinanan pada Allah, bergantung kepada Allah semata, yakin kepada janji Allah yang nyata, dan mengembalikan segalanya kepada Allah. Semoga kita menjadi bagian dari mereka yang disebutkan dan dijanjikan Allah dalam ayat ini. Aamiin Yaa Mujiibassailin :”)

Dan orang yang beriman dan mengerjakan amal kebajikan, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan janji Allah itu benar. Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?

(QS An-Nisa: 22)

Note:
Beberapa hari kemarin merapikan dokumen dan membuka ulang kumpulan doa yang teman-teman titip ke isna tahun lalu. Masya Allah beberapa doa teman telah diijabah, bahkan ada yang detail dan benar sekali dikasih seperti doanya. Masya Allah tabarakallah.

Wahai Allah, sungguh aku tidak pernah kecewa dalam bermohon kepada-Mu.

Terus aku iseng buka lagi link kado doa yang aku buat: http://bit.ly/KadoDoadiTanahSuci

Menentramkan sekali ya melihat air sungai mengalir dalam link gdocs itu. Dan di banyak gambaran tentang surga sering disertakan air sungai yang mengalir. Waktu itu aku memilih desain itu sebagai gambaran bahwa doaku mengalir untuk kalian kawan-kawan sebagaimana air sungai yang akan bermuara pada suatu titik, pada saatnya doa kawan-kawan akan bertemu dengan ketetapan terbaik Allah insya Allah. Semoga Allah perkenankan.

Mencairkan Hafalan

25 Thursday Jun 2020

Posted by isnamasyithoh in Uncategorized

≈ Leave a comment

Istighfar. Sabar tawadhu tawakkal. Sabar dalam belajar. Ini mengingatkan tentang sebuah ayat “hanya orang yang bersabar yang mendapatkan pahala tanpa batas.” Seperti perumpamaan, “the reward for patience is like a flowing water.”

MSB

Setiap kita adalah pemimpin dan penanggung jawab terhadap seluruh hal yang dititipkan pada kita. Mata, telinga, tangan, kaki, hati, ilmu, harta, keluarga, dan lain semuanya akan bersaksi di hadapan Allah kelak setelah hari kebangkitan. Apakah kita menjaganya dengan mempergunakannya di jalan Allah atau tidak. Jika kesaksian mereka baik di hadapan Allah, maka surga balasannya. Jika kesaksian mereka buruk, maka nerakalah menanti kita.

Termasuk hafalan Alquran yang Allah berikan. Karena pahala yang sangat agung menjadi bayaran buat sesiapa yang ikhlas dalam menghafal serta totalitas dalam menjaga dan mengulangnya, dosa yang amat besar pun akan Allah siapkan buat mereka yang riya’ saat menghafal lalu abai dalam menjaganya.

“Dan siapa yang lebih dzalim dari mereka yang telah diingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu berpaling darinya dan melupakan semua yang telah diusahakan oleh kedua tangannya?! Sungguh Kami jadikan pada hati mereka penutup dan pada telinga mereka penyumbat. Dan jika kamu mengajak mereka kepada hidayah…

View original post 1,004 more words

The impact of spirituality on your knowledge of the Quran — British Quran Society

25 Thursday Jun 2020

Posted by isnamasyithoh in Uncategorized

≈ Leave a comment

وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَۖ وَیُعَلِّمُكُمُ ٱللَّهُۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَیۡءٍ عَلِیْمٌ Be mindful of God, and He will teach you: He has full knowledge of everything.1Baqarah 2:282. The two main approaches to Quran Study The glorious Quran is an infinite source of knowledge and wisdom, the benefits of which are attained based on one’s intellectual ability and the…

The impact of spirituality on your knowledge of the Quran — British Quran Society

The Journey of Harmony

25 Thursday Jun 2020

Posted by isnamasyithoh in Uncategorized

≈ Leave a comment

Kemarin adalah hari panjang. Dalam hati ingin tetap di rumah tapi bismillah semoga setiap langkah ini menggugurkan dosa dan menjadi syafaat kelak bahwa langkah ini untuk-Mu ya Rabb dan untuk kedua orang tuaku sebab mungkin aku belum bisa membangga bahagiakan mereka di dunia sehingga perjalanan ini adalah salah satu caraku membahagiakan mereka jika bukan di dunia yang sementara ini semoga Engkau berkenan kelak menghadiahkan mereka, aamiin.

Sebenarnya stay-at-home ini sangat cocok buatku meski aku pun menikmati perjalanan, mengamati dari balik jendela kereta, merangkul realita tentang kehidupan jalanan, menyapa kucing liar, menyapa ibu-ibu renta yang mengais di tepian kerumunan. Namun, fitrahnya kita merasa tenang ketika di dalam rumah. Sejak kuliah-lulus, aku suka freelance nulis yang semua dari rumah (mulai dari editing, translator, sampai research) tapi memang freelance bukan hal yang lazim di keluargaku. Oleh karenanya, orang tua yang berharap yang terbaik sering kali mempertanyakan apa yang sebenarnya kita kerjakan di rumah padahal ya banyak mengulik beragam jurnal, tulisan, dan artikel tetapi memang kala itu work-from home belum lah lazim. Jadi wajar jika orang tua mempertanyakan dan menginginkan kita punya kejelasan (pragmatis dan tipikal orang tua yang mengukur kemapanan dengan perspektif manusiaa) sampailah aku merantau tersebab hal itu. Alhamdulillah Allah juga kasih kekuatan sampai bisa menemukan jalan ini dan tentunya melalui masa-masa berpasrah dan bermohon agar keputusn ini dapat ridha Allah dan orang tua. Alhamdulillah ‘ala kulli hal perjalananku ini membuka mata hatiku dan orang-orang terdekatku bahwa jika kita yakin pada Allah berusaha mendekati-Nya, Allah akan bukakan jalan. Semoga Allah selalu limpahkan penjagaan dan petunjuk dalam menghadapi setiap ujian kehidupan ini Aamiin.

Alhamdulillah hikmah dari pandemi membuka mata banyak orang terutama mengembalikan kita kepada fitrah, kembali ke rumah. Ramadhan kemarin adalah Ramadhan paling menenangkan, waktu terasa lebih under-control, ibadah di rumah terasa lebih berkesan meski kadang kangen juga sih suasana masjid. Ada kalanya berharap ini terjadi beberapa tahun lalu ketika tuntutan bekerja kantoran itu dibebankan kepadaku yang baru lulus. Dari dulu aku selalu bertanya, kenapa sih harus kerja kantoran tetapi niatku ya itu ikutin aja mau mereka, tak ada pilihan lain. Tak pernah ada dalam plan hidupku merantau ke Jakarta.

Namun, skenario Allah adalah yang terbaik. Jika bukan karena perjalanan panjang ini melalui gelap dan duka yang adalah ujian atas iman (Allah menguji iman kita dengan salah satunya rasa takut), mungkin tanpa melalui masa kritis ini aku tak akan pernah menyadari nikmatnya berkumpul dengan orang soleh, nikmatnya dalam dekapan Al Quran, nikmatnya memperbaiki bacaan Quran, nikmatnya menyerahkan segala urusan kepada Allah, nikmatnya bergantung hanya kepada Allah, nikmatnya menyendiri mengadu dan menangis di hadapan Allah tersebab apabila tidak melalui semua ujian ini mungkin aku justru tidak menemukan jalan pulang. Dan seketika aku memohon Allah bukakan jalan misi kehidupanku yang membuatku merasa tenang dan dekat akan ridha Nya, aku mengubah prioritas hidupku awalnya sembunyi-sembunyi jujur belum siap dengan reaksi orang tua, alhamdulillah perlahan karena baiknya Allah berkenan menggerakkan hati ibu bapak untuk tak lagi menilai kesuksesan pada hal hal materi, untuk tak lagi menilai manusia dari yang terlihat saja, dan ya sedikit demi sedikit menerima keputusan keputusan di luar nalar ini (dulu orang tuaku sangat anti pada acara ngaji halaqah mungkin mereka hanya sedikit protektif takut aku ikut aliran aneh aneh bahkan dulu aku malah ingin masuk pesantren karena aku sering main ke rumah pondokan teman SD yang orangtuanya kyai dan tinggal di pondok dekat SD-ku tapi niat itu selalu gagal karena memang mereka belum familiar terhadap hal ini).” Hadza min fadhli Rabbi. Terima kasih ya Allah atas dibukanya sedikit demi sedikit jalan ‘pulang’. Bukankah jika Allah menginginkan kebaikan pada diri seseorang Ia akan memberikan pemahaman terhadap deen ini, dan apabila kita memperoleh hikmah sesungguhnya itu adalah karunia yang amat besar dari kasih sayang Allah. Semoga Allah jaga selalu :”)

Kemarin aku sudah ke sekolah lagi untuk video tahun ajaran baru, syuting ala ala begini sudah lama tak kulakukan sejak lulus kuliah. Dulu sempat terlibat juga production dan voice over untuk beberapa konten tapi rasanya sudah sangat lama. Ya begitulah pembelajaran jarak jauh masih diterapkan di TQ. Tapi aku bahagia kemarin rasanya bisa menyapa mereka meski hanya lewat video untuk mengembalikan niat dan motivasi yang sejatinya seperti sebuah reminder kepada diri sendiri. “Jika ingin menjadi ahlul Quran, orang-orang pilihan nan istimewa yang dicintai Allah, tetap semangat membaca, mempelajari, menghafalkan, dan mengamalkan Al Quran ya.” Jadi, pesan ini jleb sesungguhnya ke diri sendiri. Nah, beberapa waktu lalu temanku Aeesha (South African yang berdomisili di Saudi) yang kami ketemu hanya online berkat Qarimubashir akhirnha kami punya grup akhwat lintas negara gitu masya Allah kadang Allah skenarionya ada-aja sih, dia share tentang Ustaha Farhia Yahya dan ternyata beliau juga mengisi di Healthy Muslimah Summit kemarin, mashaa Allaah. Then, this isn’t coincidence. I found this message from her. Somehow, adakalanya berharap kesadaran dan hidayah ini turun kepadaku sejak kecil atau dari dulu :”) Namun, Allah is the best planner right, dan yang terpenting adalah melangkah kepada kebaikan meski usia tak lagi muda karena yang terpenting hati dan jiwa kita tetap muda (ini mah menghibur diri aja). Like she said here, go forward. Kalau bukan karena rahmat Allah, mungkin Allah nggak kasih kesempatan kita di dunia bertaubat kepada-Nya.. Selagi Allah masih kasih kesempatan jantung berdetak hingga detik ini, semoga Allah ridha dan terus membuka jalan kembali untuk kita ‘pulang’ dengan selamat. Aamiin.

I really love this beautiful piece of writing. I find it so enlightening my heart. I hope you too. Jazakillah khayran Ustadha Farhia Yahya for writing this reflective journey. May Allah guide us all the way in this journey. Aamiin.

The Hafidh’s Journey, Walking with Angels

Ustadha Farhia Yahya from Jannah Institute

Memorising the Qur’an is not just about memorising the words of Allah `azza wa jall. No. It’s a lot more than that. By understanding the meanings and by making a sincere move to truly live these words, you’ll come to see that it’s actually a magnificent journey. It’s a journey that takes you through paths you never thought you’d ever tread. A breath-taking trip that will throw you into a sea of knowledge, cast you under the shade of guidance, ascend you to lofty clouds, and bring you back to the harsh realities of life – but as a hakim (wise one).

It will take you through paradigm shifts, open your eyes to the unseen and the unheard, it will challenge you, test your limits, break you down and then rebuild you from new. It will teach you what patience really means, what endurance is, what reliance tastes like, where sincerity comes from, what it means to believe in yourself and most importantly, it will teach you that your success in life and this unpredictable path truly comes from Allah in accordance to who you are, who you want to be, and the level of your faith & driving force.It is a journey designed so specifically for you, so unique to you. Don’t run lest you stumble, don’t dally lest you miss the signs, and don’t stop lest the gale winds throw you off. Days and nights will never be the same again. You will struggle with yourself and others, you will feel pains that only Allah knows of, but the sweet taste in your mouth will never let you give up. There will be dashed hopes, failed attempts, and you might miss the train more than once, but the ignited flame of passion within you, will not let you be, so you carry on.

You will be tested and taught your boundaries not as a punishment but as the greatest act of kindness you will ever witness: being shown that your barriers are just that; your barriers. And not Allah’s. He will truly show you your strengths and increase them for you, show you your weaknesses and help you overcome them. He will make sure that you witness all the battlefields known to the Son of Adam; you will battle forces from Shaytan, forces from your surroundings, forces from your emotions, and you will battle the greatest force to reckon with: your mind and soul. Allah will let you fight in these plains, but He will make sure that you not only win the battle, but that you win the entire war.

As you endure and develop grip on this path you will start to feel physically, mentally, and spiritually stronger. You breathe on a deeper level, you see further than you did before, your heart captures what it could not before, and it dawns on you that you are emerging as a completely different person. Your mind is alarmingly clearer, your knowledge more vast, and your ability to understand and comprehend is more than you thought. The blessings in your life don’t stop coming, you see the responses to your du’a, you feel the secure presence and serenity of Allah in your life, you are continuously being taught and continuously improving and the signs all seem to point in one direction: Go forward.

As you arrive in the end, you arrive as a musafir (traveller) arrives home, as a hero returns from the front line, as a beloved comes back home. You arrive with the greatest smile on your face, and a radiant glow in your heart. You look back and see that you’ve crossed over a realm and a world you didn’t know existed. As an enlightened believer you emerge walking with light upon a lighted path… Your name is the same, but you? No, you will never be the same. What just took place is a transformation like no other; promised to all who decide to take this route. Don’t leave this world without treading this glorious path. Don’t leave without memorising, learning, rather living this Qur’an. Angels align with you as your brothers, and Allah is guiding you back to Him for rewards that no eye has seen, no ear has heard of and no heart of yours ever thought possible. Wa billahi tawfiq.

Seeking Sakeenah

23 Tuesday Jun 2020

Posted by isnamasyithoh in Uncategorized

≈ Leave a comment

These days have been really hard for me. It is that I have my period and it always be a challenging time to keep connected with Allah and stay calm amidst the storm. It is because the new normal and long distance learning require extra effort and innovation in creating lesson. As a consequence, teachers must also be content creator, vlogger, and actor at the same time to create learning materials :”)

Besides, I usually find tranquility by ablution (wudhu) and/or read just some words. It is hard to just learn from Ummi Makki that we are only allowed to perform wudhu during this period twice, before sleep and before taking ‘bath’ (idk what that term really is in english). Anyway, it makes me feel uneasy sometimes. Because I love wudhu, there is a sense of peacefulness. Moreover, during Ramadhan, I take wudhu like almost whole time. I take a bath every time prayer. This feels strange. I cant take wudhu. This makes me unable to focus and think clearly. Things got worse and ugly, when I decided to make second account from Muamalat as saving (no ATM closed account). I used to have one, which is called Hajj account and I have already used it last year for umrah :”) Though I have saved one again for future hajj inshaALLah. But this time I want to make a saving only and things become so blurry because I dont know what to say. You know when the teller made mistake, and you gotta come back due to the teller’s mistake and you know it is long way to get there. I feel uneasy bcs our private information is not appropriately used and thus, it becomes unethical conduct. Though I understand, there could be two reasons; one, it is purely a mistake; second, one creates mistake on purpose but then attempts to act too much (astaghfirullah, yang awalnya mikir ini baik banget sampai mau ke sini biar aku ga perlu ke bank lagi tapi kemudian jadi mikir strange, karena ditanya ibu bapak dan mba hati-hati lho modus penipuan eh tapi jadi mikir modus apa lagi nih penipuan apa ada maunya kenapa jadi kemana-mana sampai kepo kerja di mana dan sedihnya sudah dicuekin ga mau jawab tp orangnya tahu aja ngajar di mana horror. Kalau isna versi innocent galak dan pro udah lapor ke bank ini unethical ada permintaan transfer pula sama manner yang kepo terang-terangan ini sangat tidak nyaman tapi sadar juga pasti orangnya bisa kena teguran atau kena sanksi kasihan tak tegalah baru sekali ini deh bisa kaya gini ada dokumen missed di-ttd dan lain-lain sampai dihuungi personal begini (when i realize how strange this could be, just end this drama. Sejujurnya ada sedikit kecewa atas kejadian ini karena saya adalah nasabah setia Muamalat dari jaman mahasiswa akhir tergerak bikin tabungan muamalat jaman itu belum hits sekarang bank syariah lainnya).

But, as Allah said, “Verily, within hardship there is ease.” During this hard moment of finding tranquility, I am glad that I have found those ayah of tranquility (when I came across to this recitation which makes me calm). So, when I feel anxious or having hard time to think clearly, I listen to it (esp when I am not even allowed to read the ayah during this time). Besides, Ust Faris have his tafsir class during Ramadhan about it, such a coincidence well there is no such thing :” Hopefully I could share the ayah next time. Lovely ayah.

Then, alhamdulillah, because of pandemic, so many conferences and summits are conducted online. Even before the first case was found in Indonesia, European countries have undergone lockdown and there have been so many online opportunities. One of them was Raising Rigtheous Muslim Summit. It was a great one from Pearls Education which then introduces me to Fitrah movement by Kathryn Jones, Healthy Muslimah by Karen, Sarah Sulthan, Celebrate Mercy Yaqeen Institue and all the speakers and scholars. The most amazing thing is, when school was closed and we didnt get to do daily Quran revision (and I believe it is for good), amazingly, so many online opportunities are open. So, looking back to the days when I really want to resign and re-direct my life, re-arrange priorities. One day when I followed several days of Quran camp in Bogor. Then, I miss that moment, that tranquility. But then, I realize there is no place for me :” Even if I decided to live in the dorm they won’t let me in bcs I work. I remember searching one of the requirement is age :” Fortunately, during the hopelessness, I suddenly found my self in a telegram group with people talking in Arabic. I was clueless, dont know who brought me here. Masha Allah :”) It was a Quran learning group with Ustadha from Middle East. My life is so random :”) Alhamdulillah. But, it is really hard for me though bcs I know little tiny of Arabic, Idk what they are talking about most of the time. :”) But, I am glad Allah sent me there and open some doors, like surprisingly.

Dan ternyata ini nyambung juga sama pertemuan halaqah akhir pekan kemarin, ketika ada seorang teman bertanya “Mengapa Rasulullah berkhalwat menyendiri di gua? Isnt it so weird? Aneh nggak sih kalau sekarang ada orang seperti itu?” Setelah dipikir-pikir, kita selama dirumahaja sebenarnya sedang menduplikasi sistem khalwat jaman now (karantina) ya sebenarnya konsepnya mirip bedanya bukan di gua tapi di rumah masing-masing. Jawaban murobbiah pun masya Allah. Fitrah manusia itu menuju kebaikan. Pada saat itu kondisi sangat jahiliyah, sehingga Rasulullah menenangkan diri dengan berkhalwat menjauhi kejahiliyyahan. Dan ternyata itu mungkin yang pernah kurasakan merasa terasing di tempat ini, di kota metropolitan ini, merasa jengah dengan kehidupan materialis di gedung pencakar langit itu. Sampai suatu ketika, aku menempuh ujung ke ujung demi menghadiri sebuah forum tentang Khadijah, aku naik bus, aku yang masih buta arah di sini, hujan lebat. Sampai di tempat, sesi tanya jawab (itu pulang kerja padahal di saat peak season). Masha Allah itu fitrah manusia, kita butuh siraman rohani, sekedar duduk di masjidnya saja sudah terasa tenang meski hujan-hujanan dan hanya kebagian sesi tanya jawab. Meski pikiran sudah semrawut oleh deadline dan segala urusan klien. Namun, aku tak pernah lupa masa itu. Masa di mana aku berada dalam kegelapan dan berjuang mencari secercah lilin dioper kelompok liqo sampai randomly ditransfer ke kelompok yang isinya anak-anak lulus SMA (ini kayanya yang mencarikan kelompok mengiraku anak lulus SMA kelahiran 1999-2000 alhamdulillah setelah berjalan sekian lama bertemu dengan kelompok yang setidaknya lebih mature). Sampai sekarang aku mungkin adalah outlier dari para perantau yang nyasar di kota ini yang sekilas mungkin random sekali hidupnya tapi sesungguhnya this is part of Allah’s wills :”)

Today, I mean, yesterday, we have just changed day, The Healthy Muslimah Summit has just started. I know Karen from Healthy Muslimah during te summit–Raising Righteous Muslim early this year. I love this summit because it just comes at the right moment when I need sometime to reflect and find calmness to reconnect with Allah and myself. Alhamdulillahibini’matihitatimmushshalihat. I want to share my notes/resumes from my handwriting but I am kind of exhausted and I still have to learn for today’s video shoot for Tadabbur Series for the kids. It makes me anxious to be honest, to share the stories and messages of the Quran for those kids 3-5 years old :”) I have searched videos on youtube and I cant hardly find any reference bcs most of them are for adults not really applicable for kids to easily understand.. So please pray for me. May Allah guide me to deliver it into their hearts.

I just want to share highlight from the summit I learnt today (yesterday):

My fave part from Day 1 is from Ustadha Sarah Sulthan (a psychologist who used to talked in yaqeen with Imam Omar Suleiman). This is the reminder from her:

Feeling disconnected: filling the void

“In it is a void that cannot be filled except by His love, turning to Him, always remembering Him and being sincere to Him. Were a person to be given the entire world and everything in it, that would never feel the void.”

Striving for acceptance is a normal human experience cz even Rasulullah SAW experienced this until Allah said, We know you are saddened O Muhammad, that this is hard for you. We know you have fear for them (kuffar) but know that Allah has more rights of fear if you are true believer.

What is the solution?

Sarah Sulthan said:

HOLDING ON THE ROPE OF ALLAH

Yaa Muqallibal Quluub tsabbit qalbi ‘ala diniik.

The hearts of people are between the fingers of Allah. Acknowledge that the validation of others are in the hands of Allah. If we truly want acceptance, it starts by being true to the ONE who created us. :”

“Don’t confuse your worth in the Eyes of Allah with the worth in the eyes of people.” (Sarah Sulthan)

Allah.

SENI MENDIDIK ANAK — Al-Wasathiyah wal I’tidal

22 Monday Jun 2020

Posted by isnamasyithoh in Uncategorized

≈ Leave a comment

Aku teringat kisah Salim bin Ayyub yang aku bacakan ke anak-anak sebelum pandemi menyerang. Jadi dalam kisah itu, Salim yang sedang menuntut ilmu di luar kota jauh dari rumahnya mengalami kesulitan belajar. Padahal, ia anak yang biasanya cerdas dan mudah dalam menghafal. Lalu, sang guru pun bertanya. “Apakah ibumu masih ada? Apakah kau sudah meminta ijin dan doa restunya?” Salim pun seketika pamit pulang dan menempuh perjalanan ke rumah demi memohon doa sang ibunda. Ibunya kaget lalu Salim memeluknya dan mencium tangannya seraya memohon doa restunya, Ibu, aku akan menuntut ilmu. Mohon doakan aku agar menjadi anak yang sholeh dan ahlul Quran (ini sih kata-katanya modif sendiri ya wkwk).

Lalu, satu per satu anak-anak diminta praktik sama orang tuanya yang sudah menunggu /menjemput di sekolah. It was heart-touching moment. Mereka yang so sweet tapi aku sendiri yang terharu. Apalagi waktu ada satu anak hyper-active yang ketika awal di sini suka teriak-teriak histeris saat dibacakan Quran :”” Pelan-pelan aku bacakan 3 surat Qul dan fatihah sampai ar rahman juga untuk menenangkannya, setelah beberapa kali ada sedikit perubahan. Dan ketika kubacakan kisah ini si anak tadi benar-benar terbuai kisahnya (biasanya dia nggak fokus suka histeris gitu) tapi dia duduk tenang di depanku pas nyimak antusias :”” Dan dia juga mau peluk bundanya dan aku ketika pamitan :””)

Setelah itu juga, orang tua ada yang share status dan kisahnya ketika keesokan harinya anak-anak pamitan mereka mencium tangan dan meminta doa seperti yang diajarkan. Ces. Trenyuh. Anak memang peniru yang ulung. Jika kita tanamkan benih kasih sayang dan kebaikan insyaAllah dia kan tumbuh juga dengan kasih sayang dan kebaikan. Wallahu’alam bi shawab. Semoga kita dimudahkan untuk mengajak mereka dalam kebaikan menumbuhkan iman dan cinta kasih sebelum mereka kelak menjadi orang-orang yang berpengetahuan yang akan mengubah peradaban. Aamiin

🇫 🇦 🇼 🇦 🇮 🇩 SENI MENDIDIK ANAK ••• ════ ༻📑༺ ════ ••• Wahai Bunda… قبل أن تودّعي ابنك وهو ذاهب إلى المدرسة ، ضعي في يديه فطيرتين ، وقولي له : واحده لك وواحدة لصديقك الذي تحبه… هكذا يتعلم الحب والإحسان . Sebelum kau mengantar kepergian anakmu ke sekolah, berikan bekal padanya dua […]

SENI MENDIDIK ANAK — Al-Wasathiyah wal I’tidal

Kemudahan Itu Dipinta! — MSB

22 Monday Jun 2020

Posted by isnamasyithoh in Uncategorized

≈ Leave a comment

Great reminder. Worth a read (read the full post on the link).

Bismillahirrahmanirrahim. Ada beberapa doa yang aku suka, ijin share ya. Semoga Allah bimbing lisan dan hati kita untuk meminta pertolongan-Nya sebab Allah yang menggerakkan hati dan lisan ini meminta kepada-Nya, wahai Sang Pemilik pengetahuan dan petunjuk. Aamiin.

Subhanaka la ‘ilma lana illa ma ‘allamtana. Innaka antal ‘allimul hakim. Maha suci Engkau yaa Rabb, kami tidak memiliki pengetahuan kecuali apa yang telah Engkau ajarkan. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Ini ada di Al Quran ketika kisah pencipataan manusia (nabi Adam) dan doa ini dibacakan oleh malaikat, makhluk paling taat dan mulia :”)

Rabbish rahli shadri wa yassirli amri wahlul ‘uqdatammillisani yafqahu qauli. Yaa Tuhanku, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka paham kata-kataku. Doa ini juga ada di Al Quran tapi lupa suratnya :” Ini doa yang menemani ketika akan memulai sesuatu, ketika ada masalah, sebelum menyampaikan sesuatu atau hendak mengungkapkan sesuatu. Alhamdulillah ada doa ini :”)

Yaa Hayyu, Yaa Qayyum, bi rahmatika astagitsu. Asylihli sya’ni kullah wa la takilni ila nafsi tharfata’ain. Wahai Yang Maha Hidup, Yang Maha Tegak berdiri sendiri, dengan rahmat-Mu, aku memohon pertolongan. Perbaikilah segala keadaan dan urusanku dan jangan Engkau serahkan aku pada diriku seorang diri dalam sekejap saja. Doa yang ada dzikir pagi petang yang diajarkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam, ini daleem sungguh yaa :”) You will never feel alone when you read it, inshaaAllaah.

Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in. Ihdinishshirathal mustaqim…. Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan. Tunjukkilah kami ke jalan yang lurus. Al Fatihah yang kita baca tiap sholat :”)

Apalagi doa yang teman-teman baca untuk meminta kemudahan dan pertolongan? Boleh share ke saya juga ya. Terima kasih 🙂

Tidak ada satupun manusia yang lahir ke dunia ini dalam keadaan langsung pintar. Sehebat apapun ayah dan ibu mereka, bayi yang keluar dari rahim mereka tidak ada yang langsung hebat. Meski semasa mengandung mereka mengkonsumsi semua makanan, gizi, vitamin penunjang kuatnya hafalan, anak yang lahir dari keduanya tidak bisa langsung berbicara, apalagi melafalkan ayat-ayat kitabullah. […]

Kemudahan Itu Dipinta! — MSB

Recent Posts

  • Perjalanan
  • There is Hope
  • PENDIDIK ITU SEPERTI TUKANG JAHIT — Al-Wasathiyah wal I’tidal
  • The Promise of Allah
  • Hujan Puisi: Sebuah Refleksi

Categories

  • Accounting
  • Managerial Accounting
  • Perspectives
  • Sastra
  • Sharia Economics
  • Uncategorized

Archives

  • November 2020
  • August 2020
  • July 2020
  • June 2020
  • December 2019
  • March 2019
  • February 2019
  • December 2018
  • November 2018
  • October 2018
  • March 2018
  • February 2018
  • October 2017
  • April 2017
  • February 2017
  • January 2017
  • October 2016
  • July 2016
  • June 2016
  • May 2016
  • March 2016
  • February 2016
  • January 2016
  • December 2015
  • October 2015
  • September 2015
  • August 2015
  • June 2015
  • May 2015
  • April 2015
  • March 2015

Recent Comments

http://vistaweb.isi.… on Catatan Keabadian: Ada dan…
senjadikotakecil on The Wishes and The Story
isnamasyithoh on Furusato, From Journeys to The…
日本語を勉強するのが好き人; 居室にの友… on Furusato, From Journeys to The…
senjadikotakecil on Catatan Keabadian: Ada dan…

Meta

  • Register
  • Log in
  • Entries feed
  • Comments feed
  • WordPress.com

No Instagram images were found.

Create a free website or blog at WordPress.com.

  • Follow Following
    • A Journey of Discovery
    • Join 1,851 other followers
    • Already have a WordPress.com account? Log in now.
    • A Journey of Discovery
    • Customize
    • Follow Following
    • Sign up
    • Log in
    • Report this content
    • View site in Reader
    • Manage subscriptions
    • Collapse this bar